Tuesday, October 13, 2015

Berburu Sunrise di Gunung Bromo

Hai teman-teman.. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya berburu sunrise di Gunung Bromo, perjalan saya dan teman-teman tanggal 14-19 Agustus 2015. Start dari rumah Pak Lik yang terletak di Pakis Jajar sekitar pukul 00.30 dini hari, jeep yang sudah disewa pun tiba. Kami bersiap-siap dari setengah jam sebelumnya, perlengkapan mulai dari kupluk, kacamata, masker, syal, jaket tebal, sarung tangan, dan juga kaus kaki.
di dalam jeep #abaikan ngantuknya. :D
Tak lupa juga, untuk mengabadikan moment ini, saya persiapkan kamera dan teman-temannya. Jeep melaju melewati pasar pakis, berbelok ke kiri melewati pasar tumpang lalu mulai memasuki pemukiman warga. Tidak begitu jelas apa yang terlihat diluar sana, mungkin hamparan sawah dan kebun-kebun milik warga.
Perjalanan dari Pakis menuju Pananjakan Bromo memakan waktu lebih kurang 3 jam. Dari perjalanan ini kami melewati beberapa pos. Di pos pertama kami istirahat dan menunggu rombongan jeep lain sekitar 10 menit. Di pos kedua saya diminta uang tiket masuk kawasan wisata Bromo Tengger Semeru. Perjalanan kembali dilanjutkan dengan beriringan. Medan yang saya lewati cukup menantang dan terjal, melewati jurang yang dalamnya kira-kira 10 meter, jalan berbatu dan debu berterbangan. Saya sarankan jika hendak menggunakan jeep terbuka, persiapkan kacamata dan masker sedari awal. Untuk kupluk, sarung tangan, syal, masker banyak yang jual di Pos-pos dan di Pananjakan Bromo. Oh ya, mengenai jeep, kemarin saya pakai jeep yang tertutup. Disana tersedia 2 model jeep, tertutup dan terbuka. Untuk yang model tertutup kapasitas 7 orang, dan untuk model terbuka kapasitas bisa sampai 15 orang. Di perjalanan, banyak para wisatawan yang menggunakan sepeda motor menuju pananjakan. Tidak sedikit pula yang terpeleset dan jatuh akibat jalan yg licin karena batu dan pasir. Daripada beresiko, lebih baik menyewa jeep saja.
Narsis di Basecamp Jeep, Pasar Tumpang
Sekitar pukul 3.30 pagi kami sampai di Pananjakan Bromo. Dari parkir jeep menuju view point bisa diakses dengan berjalan kaki sekitar 10 menit, atau jika tidak ingin capek bisa sewa ojek yang dijajakan oleh warga setempat. Sambil menunggu matahari terbit dan menghangatkan badan, kamu bisa jajan di warung lesehan yang dijajakan oleh warga sekitar. Ada mie instan cup, gorengan, kopi, teh, susu dan lainnya. Untuk harganya lumayan relatif mahal ya.
Saat kami kesana, banyak para wisatawan yang datang. Tidak sedikit pula wisatawan asing yang berkunjung kesini. Sungguh bangga saya jadi warga negara Indonesia, dianugerahi alam yang indah oleh Allah SWT.
Setelah puas menikmati sunrise dan berfoto-foto, kami lanjutkan ke spot berikutnya, yaitu pasir berbisik. Hamparan lautan pasir terbentang luas disini.

Menikmati Sunrise


Jika kalian perhatikan, pasir yang tertiup angin sedikit mengeluarkan suara bisikan. Itulah sebabnya lautan pasir ini dinamakan pasir berbisik. Panasnya sengatan terik matahari diimbangi oleh sejuknya udara pagi. Jika ingin berkeliling, kalian bisa menyewa kuda milik penduduk asli disini, suku Tengger. Di lautan pasir ini tersedia juga warung-warung tenda yang menyediakan aneka makanan dan minuman. Jangan khawatir ya disini juga tersedia toilet umum.
Ceritanya siluet ala ala. :P
at Pasir Berbisik
 Selain itu, di lautan pasir ini berdiri bangunan pura yang dinamakan Pura Luhur Poten Gunung Bromo. Pura ini merupakan pusat ibadah bagi Suku Tengger yang mayoritas beragama Hindu yang tinggal di daerah sekitar gunung Bromo. Namun sayang, kami tidak bisa mengambil gambar pura ini karena perjalanan kami kemarin tidak sempat mampir kesana, entah kenapa driver jeep kami tidak membawa kami kesana. Padahal pura ini indah sekali. hikss.. :'((
Kami juga tidak diperbolehkan melihat kawah Bromo karena sedang ditutup untuk umum. Perjalanan kami selang beberapa hari setelah salah satu pendaki Gunung Semeru tewas tertimpa batu, dia adalah Dania Agustina Rahman, mahasiswi asal Unpas (Universitas Pasundan) Bandung.  Mungkin karena peristiwa ini puncak Bromo dan Semeru sementara ditutup untuk umum.
with Gunung Batok

Bukit Teletubies / Padang Savana
 Lanjut spot berikutnya yaitu Padang Savana Bromo atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bukit Teletubbies. Hamparan padang rumput yang hijau dan bukit yang menjulang tinggi sungguh memanjakan mata kita. Membuat kita ingin berlama-lama disini.
Jika musim hujan, rumput-rumput disini tumbuh dengan subur, hijau dan memperlihatkan bukit yang sangat indah. Namun jika musim kemarau seperti yang kemarin saya kunjungi, panorama pun sebaliknya, rumput-rumput kering dan suasana sedikit gersang. 
Silahkan kalian sempatkan untuk berlibur ke Gunung Bromo, pesonanya tidak akan pernah bisa terlupa.

Bersama teman-teman
Pasir Berbisik


Bukit Teletubies
Fotografer Karbitan

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...